Bill Gates di Balik Kesenjangan Ekonomi Dunia?

Jakarta – Benarkah teknologi berada di balik kesenjangan ekonomi dunia yang makin parah? Pertanyaan ini muncul ketika lembaga moneter IMF (International Monetary Fund) memaparkan evaluasi keadaan ekonomi dunia dalam laporan bertajuk World Economic Outlook for 2007.

Menurut IMF, inovasi teknologi adalah salah satu penyebab utama ketimpangan ekonomi antar manusia. Teknologi dan juga orang-orang dengan keahlian tinggi dalam bidang ini dipersalahkan IMF sehingga ada orang yang sangat miskin sementara yang lainnya begitu berlimpah-limpah kekayaan.

“Perkembangan teknologi berada di balik kesenjangan ekonomi sejak awal tahun 1980-an,” demikian salah satu tulisan dalam laporan IMF itu. Disebutkan juga, globalisasi memang juga menjadi faktor kesenjangan ekonomi, namun teknologi adalah biang sesungguhnya.

Menurut IMF, hal ini terjadi karena para pekerja teknologi dengan keahlian tinggi mendapat uang terlalu banyak misalnya saja Bill Gates, sang pemilik Microsoft. Demikian juga, perkembangan teknologi yang menggantikan keberadaan alat-alat tertentu membuat orang orang dengan skill rendah kehilangan pekerjaan dan semakin miskin.

“Inilah saatnya mengincar musuh utama kesenjangan ini yaitu perkembangan teknologi. Jika kita bisa menghentikan atau memperlambatnya, masyarakat dunia akan lebih seimbang secara ekonomi,” dukung Clive Crook, ekonom dari Universitas Oxford, Inggris mengenai anggapan ini.

Menuai Kritik

Bagaimana cara memperlambat perkembangan teknologi ini? Clive mengusulkan mengenakan pajak tertentu bagi para ilmuwan atau insinyur agar perkembangan teknologi melambat. Selain itu, seharusnya para pengembang teknologi tidak pelit berbagi ilmu sehingga kesenjangan teknologi bisa teratasi yang bermuara pada peningkatan ekonomi.

Namun tak urung, kritikan pun datang bahwa pendapat IMF dan juga Clive Crook tidak berdasar. Memang pada masa lalu di mana teknologi belum berkembang, masyarakat lebih seimbang secara ekonomi. Namun tanpa teknologi pula, masyarakat tak bisa menikmati kemajuan.

Dengan kontribusi memudahkan manusia secara teknologi, dianggap wajar jika orang sekaliber Bill Gates dibayar sedemikian mahal daripada mereka yang tidak punya keahlian. Demikian seperti dikutip detikINET dari TheRegister, Rabu (24/10/2007). ( fyk / fyk )

Rabu, 24/10/2007 11:40 WIB
Fino Yurio Kristo – detikinet

Gara-Gara Minta Bantuan, Maling Printer Masuk Penjara

Missouri – Timothy Scott Short membongkar sendiri kedok pencurian yang ia lakukan. Setelah mencuri printer untuk mencetak kartu Surat Izin Mengemudi (SIM), ia menghubungi layanan teknis untuk mencari driver piranti lunak yang cocok untuk printer curian tersebut.

Ceritanya begini, Short mencuri printer beserta komputer dari kantor pemerintahan setempat di Missouri, Amerika Serikat. Namun, komputer itu ternyata tidak bisa digunakan karena terkunci. Sedangkan tanpa komputer itu, printer pencetak SIM yang dicuri Scott tak bisa berfungsi.

Seperti dikutip detikINET dari PCWorld, Rabu (24/10/2007), dua hari setelah pencurian seseorang bernama ‘Scott’ menghubungi Digimarc, perusahaan software yang memproduksi printer yang dicuri tersebut. ‘Scott’ menyatakan ingin membeli driver printer yang cocok untuk seri printer tersebut.

Hal ini membangkitkan kecurigaan agen Secret Service. Seorang agen kemudian mendengarkan rekaman panggilan ini dan mengenali suara Short dari penyelidikan yang pernah dilakukan sebelumnya. Penelpon itu juga memberikan nomor telepon yang sama dengan nomor telepon yang diketahui merupakan milik Short.

Walhasil, Short ditangkap pada tanggal 11 Oktober 2007. Sebagai konsekuensi perbuatannya, pria 33 tahun ini bisa jadi akan meringkuk di penjara selama 10 tahun serta harus membayar denda senilai US$ 250,000 (US$ 1 = 9128, sumber: detikcom).

Meski yang dicuri Short ‘hanya’ printer dan komputer, kasus ini menjadi buruk karena komputer itu mengandung data 200-500 warga di Missouri. Lebih parah lagi, printer tersebut memang khusus digunakan untuk mencetak kartu identitas dan SIM. Artinya Short bisa memanfaatkan barang curiannya itu untuk memalsukan identitas.

Pihak Digimarc menolak memberikan keterangan tentang bagaimana cara Secret Service bisa mendengarkan panggilan pelanggannya. “Demi kenyamanan pelanggan kami, dan karena ini menyangkut masalah kriminal, kami menolak berkomentar terhadap kasus ini,” ujar Leslie Constans, juru bicara Digimarc. ( wsh / wsh )

Rabu, 24/10/2007 08:52 WIB
Fransiska Ari Wahyu – detikinet

Habis Digempur, Situs Rasa Sayang Tinggal ‘Kulit’

Jakarta – Situs pariwisata Malaysia yang beralamat di http://www.rasasayang.com.my kini sudah tidak bisa diakses. Diduga situs ini tengah dalam tahap perbaikan setelah diserang oleh para dedemit dunia maya.

Menurut pengamatan detikINET, hingga Rabu (24/10/2007) pukul 10:15 WIB, situs ini sudah tidak bisa diakses sejak kemarin sore. Atau sesaat setelah detikINET memberitakan kondisi situs ini yang telah dipermak habis-habisan.

Kini, jika Anda coba mengunjungi situs tersebut, Anda hanya tinggal mendapati ‘kulit’ alias cover situsnya saja. Tidak bisa lagi melihat isi situs yang sejatinya dijadikan pemikat untuk menarik wisatawan berkunjung ke Negeri Jiran tersebut.

Selain itu, backsound instrumen lagu rasa sayange yang biasa menyambut kedatangan pengunjung situs di halaman utama serta link pemutar lagu super jorok yang disisipkan penyusup juga tidak bisa ‘dinikmati’ lagi.

Begitulah kondisi faktual yang terjadi. Pengelola situs ini pun tidak memberi keterangan lebih lanjut mengenai kondisi situs di cover yang tersisa. Entah masih dalam tahap perbaikan, ditutup atau sampai kapan kondisi ini berlangsung.
( ash / wsh )

Rabu, 24/10/2007 10:36 WIB
Ardhi Suryadhi – detikinet